sambut

Selamat Datang dan Menikmati Sajian dari Lingkungan Gabriel Paroki Pringgolayan YOGYAKARTA

Rabu, 09 Desember 2020

ADVENT II GABRIEL

 

TINGGAL DALAM KRISTUS AKAN MENGHASILKAN BUAH

Tujuan

Umat diajak semakin hidup bersatu erat dengan Kristus agar menghasilkan buah

 

Pengantar Pertemuan

“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.” (Yoh 15:4) menjadi salah satu visi yang dimunculkan dalam ARDAS KAS VIII. Kata “tinggal di dalam Aku” mempunyai peranan penting di dalam kiasan tentang pokok anggur dan ranting-rantingnya. Umat kristiani akan menghasilkan hidup yang penuh iman dan kasih jika bersatu bahkan tinggal di dalam Yesus, dan Yesus tinggal di dalam diri kita. Ada suatu dinamika timbal balik, bagaikan hubungan iman dengan rahmat. Umat yang tinggal dalam Yesus adalah suatu peristiwa iman, sedangkan Yesus tinggal di dalam diri umat adalah suatu peristiwa rahmat. Jika tidak tinggal atau bersatu dengan Yesus, kita tidak dapat berbuat apa-apa. Artinya, perbuatan baik kita bukanlah karya pribadi kita, tetapi hendaknya disadari sebagai karya bersama Yesus. Tanpa Yesus, kita akan lemah bahkan tidak dapat berbuat apa-apa. Maka, mutlak kesatuan dengan Kristus sebagai pokok anggur yang benar agar kita dapat menghasilkan buah.

Maka pada pendalaman Adven kedua ini, kita diajak untuk memahami arti atau makna “semakin erat bersatu dengan Kristus dan berbuah dalam kasih.” Pendalaman ini mengajak kita untuk menyadari bahwa hidup beriman kita tidak dapat dilepaskan dari pokok utama yaitu Kristus. Kita diajak untuk merefleksikan sejauh mana keeratan hidup kita dengan Kristus dan akhirnya sejauh mana kita mampu berbuah memberikan kasih kepada sesama di sekitar kita.

 

Langkah Proses Pertemuan

Pembuka

1.Nyanyian Pembuka

Pertemuan dapat dibuka dengan lagu-lagu yang memberikan nuansa harapan.

2. Doa Pembuka

Doa ini hanya salah satu alternatif yang dapat disesuaikan dengan situasi yang terjadi.

Allah Bapa Mahakasih, kami bersyukur ke hadirat-Mu, karena di dalam Kristus, Engkau telah menyatukan kami sebagai murid-murid-Nya bagaikan ranting-ranting anggur. Semoga melalui permenungan minggu Adven kedua ini, kami sungguh semakin menyadari untuk mampu menjadi ranting-ranting anggur yang berbuah limpah sebagaimana harapan Arah Dasar KAS: “semakin erat bersatu dengan Kristus dan berbuah dalam kasih.” Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami, yang bersatu dengan Dikau dan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.

3.Penyalaan lilin Korona

Setelah doa pembuka, dilanjutkan dengan penyalaan Lilin Korona Adven yang kedua.

P:    Tuhan, terangilah umat-Mu dengan cahaya kasih-Mu.

U:   Agar kami semua dapat menjadi cahaya bagi sesama.

P:    Ya Bapa, berbelaskasihlah kepada kami, para hamba-Mu yang merindukan Putera-Mu, cahaya kehidupan sejati. Nyalakanlah harapan kami yang gelap ini akan kehadiran Putera-Mu yang menjadi penerang bagi hidup kami. Bagaikan nyala lilin yang semakin terang, demikianlah kami mohon agar hidup kami semakin diterangi oleh kehadiran Kristus. Semoga kami semua mampu menjadi pribadi-pribadi yang guyub dan semakin erat bersatu dengan Kristus, berbuah dalam kasih, serta bersama masyarakat memperjuangkan hidup yang sejahtera bermartabat demi terwujudnya tanda kehadiran Kerajaan Allah. Demi Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami, sepanjang segala masa.

U: Amin

Bacaan Kitab Suci

1.Membaca Yohanes 15:1-5

Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

2.Pendalaman

Renungan Kitab Suci

Beberapa poin-poin reflektif untuk memperkaya/melengkapi .

  • Perumpamaan tentang pohon anggur merupakan perumpamaan yang diambil Yesus berdasarkan konteks yang berkembang dalam kebudayaan Ibrani. Kekhasan dari budaya Ibrani awal, di kawasan tanah Ibrani biasanya akrab dengan dataran tinggi serta perbukitan yang menyediakan tempat yang ideal untuk budidaya tanaman anggur. Tanahnya begitu rapi, dengan tanaman anggur yang merambat di sepanjang lereng bukit, dipagari dengan hati-hati untuk mencegah masuknya hewan atau orang yang akan mencuri serta dipelihara dengan seksama sehingga menghasilkan.
  • Perumpamaan tanaman anggur ini, digunakan Yesus untuk menggambarkan hubungan antara ranting dengan pokoknya. Dalam bacaan tersebut, ada dua hal pokok yang dapat kita petik. Pertama, bahwa dasar hidup iman kristiani kita adalah Yesus Kristus. Yesus adalah pokok anggur yang benar dan kita semua adalah ranting-rantingnya. Yesus sebagai pokok anggur yang benar, senantiasa membuat kita sebagai rantingnya menjadi bertumbuh dan berbuah. Maka, setiap ranting harus memberikan buah yang baik pula.Kedua, kita harus senantiasa menjaga paguyuban kita, agar selalu menjadi ranting-ranting yang bersatu dengan pokok yang benar, yaitu bersatu dengan Kristus. Untuk itu, paguyuban kita harus senantiasa mengembangkan nilai-nilai kristiani dengan memelihara dan hidup dalam doa, firman atau sabda dan cinta kasih serta berusaha mengembangkan semangat saling mengasihi, solidaritas, ketulusan dan kesetaraan.
  • Perumpamaan Yesus sebagai pokok anggur ingin mengajak kita bahwa Dialah dari semua kebenaran dan hidup. Tanpa Dia kita tidak dapat melakukan apa-apa (lihat Yohanes 15: 5). Ketika kita berfokus pada Kristus dan Injil-Nya, kita dipenuhi dengan terang-Nya. Kemudian buah-buah Roh akan hadir dengan sendirinya dalam diri kita, dan berkat-berkat melimpah (lihat Yohanes 15: 7; Gal. 5: 22–23). Jika kita berusaha untuk mencapai berkat itu secara penuh, maka setiap hari Yesus akan semakin berakar kuat dalam hati kita, selayaknya Pokok Anggur Sejati.
  • Maka, Visi dari Arah Dasar KAS 2021-2025: “Semakin erat bersatu dengan Kristus dan berbuah dalam kasih,” ingin mengatakan kepada kita agar senantiasa erat atau akrab dengan Kristus. Tanda dari keeratan atau kesatuan kita dengan Kristus adalah kualitas hidup doa, spiritualitas dan kesatuan mistik atas laku setiap hari kita dengan Kristus. Hal itu tentu ditampakkan dari laku hidup rohani kita, agar kita menghasilkan banyak buah. Seperti halnya tujuan dari menanam kebun anggur bukanlah untuk menumbuhkan daun yang indah, tetapi untuk menghasilkan buah. Allah telah memberi kita masing-masing karunia yang berbeda, kita harus menggunakan karunia itu untuk menghasilkan buah bagi kerajaan-Nya.

Penutup

Silahkan membuat niat dan aksi-aksi nyata yang bisa dilaksanakan secara konkret!

1.Pengendapan 

Silahkan melakukan pengendapan dengan hening sejenak  dalam batin selama kurang lebih 5-10 menit. 

Ajakan untuk meresapkan secara batin pribadi: 

Hal sederhana dan konkret apa yang dapat Anda lakukan untuk semakin erat bersatu dengan Kristus dan berbuah dalam kasih?

Ajakan untuk berdoa: 

Berdoalah agar Allah membantu kita dalam masa Adven ini, bersiap dan berjaga dalam iman. Kita harus siap menjadi Gereja yang senantiasa bersama masyarakat memperjuangkan hidup yang sejahtera dan bermartabat demi terwujudnya peradaban kasih, tanda kehadiran Kerajaan Allah. 

Kita satukan dalam doa yang diajarkan Kristus sendiri yakni doa “Bapa Kami”.

2.Doa Penutup

Allah Bapa di surga, terima kasih atas berkat-Mu, sehingga kami semakin memahami visi Arah Dasar 2021-2025 bahwa Kristus adalah pusat dari segalanya. Tolonglah kami untuk terus melekat erat dengan Kristus. Keeratan hidup kami dengan Kristus semoga membuat kami senantiasa berbuah kasih. Doa ini kami panjatkan, dalam Tuhan kami Yesus Kristus, Putra-Mu, sekarang dan sepanjang segala masa. Amin.

3.Nyanyian Penutup

Pendalaman dapat ditutup dengan lagu-lagu yang memberikan semangat untuk hidup semakin erat dalam Kristus. 

ADVENT III GABRIEL

 DIPILIH UNTUK MENGHASILKAN BUAH

Tujuan

Umat semakin diteguhkan akan tanggung jawabnya sebagai orang yang dibaptis dan telah menjadi pilihan Allah untuk hidup dalam iman dan kasih sehingga membawa keselamatan bagi manusia dan kemuliaan Allah di sekitarnya. 

Pengantar Pertemuan

Sakramen Baptis menjadi tanda kesatuan kita dengan Allah sendiri. Orang yang telah dibaptis harus siap diutus untuk menjadi bentara Gereja untuk menghasilkan buah-buah kasih kepada masyarakat sekitarnya. Kesatuan kita dengan Kristus membuat kita mampu menjadi orang yang baik dan berguna bagi sesama. Namun sekaligus juga secara tidak langsung, kita ikut mewartakan iman dan mewartakan siapa yang kita imani, yaitu Kristus. Kesatuan kita dengan Kristus ini harus dimaknai sebagai kesatuan yang penuh kasih. Kasih macam apakah yang perlu kita miliki? Tak lain adalah kasih yang serupa dengan dengan kasih Bapa kepada Kristus. dan kasih Kristus kepada kita. Jika demikian, kasih yang perlu kita hayati mengambil teladan dari kasih Ilahi, bukan kasih manusiawi semata.

Persahabatan kita dengan Kristus bukan atas dasar pilihan kita, tetapi atas dasar pilihan-Nya sendiri: “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.” (ayat 16a). Menjadi umat kristiani adalah suatu panggilan yang berdasar pada pilihan bebas Allah. Kita tidak memilih tetapi Kristus yang memilih kita. Yesus menyatakan bahwa kita dipilih untuk pergi dan menghasilkan buah dan hendaknya buah kita tetap (ayat 16b). Kita diutus untuk menghasilkan buah, yaitu kehidupan iman dan kasih yang membawa keselamatan manusia dan kemuliaan Allah. Orientasi dari panggilan dan perutusan kita adalah keluar, bukan demi diri kita sendiri. 

Pada pendalaman Adven ketiga ini, kita diajak melihat baptisan dan panggilan kita sebagai umat Keuskupan Agung Semarang. Kita sebagai orang yang sudah dibaptis-dipilih oleh Allah dan sebagai umat Keuskupan Agung Semarang, harus siap diutus untuk menjadi bentara Gereja yang menghasilkan buah-buah kasih sehingga membawa keselamatan bagi manusia dan kemuliaan Allah. 

Langkah Proses Pertemuan

Pembuka

1. Nyanyian Pembuka

Pertemuan dapat dibuka dengan lagu-lagu yang memberikan nuansa harapan. 

2.Doa Pembuka

Doa ini hanya salah satu alternatif yang dapat disesuaikan dengan situasi yang terjadi.

Allah Bapa Mahakasih kami bersyukur boleh memasuki minggu Adven ketiga dalam persiapan kami menyambut Yesus Kristus, Sang Juru Selamat. Siapkanlah pula kami yang akan segera menjalani gerak pastoral baru untuk tahun 2021-2025. Semoga dengan hati penuh syukur dan sukacita, kami dapat melaksanakannya untuk semakin menjadi paguyuban yang berbuah kasih dalam kesaksian hidup setiap hari. Demi Kristus Putera-Mu, yang hidup dan bertahta bersama Dikau dalam persekutuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

3.Penyalaan lilin Korona

Setelah doa pembuka, dilanjutkan dengan penyalaan Lilin Korona Adven yang ketiga.

P: Tuhan, terangilah umat-Mu dengan cahaya kasih-Mu.

U: Agar kami semua dapat menjadi cahaya bagi sesama.

P: Ya Bapa, berbelaskasihlah kepada kami, para hamba-Mu yang merindukan Putera-Mu, cahaya kehidupan sejati. Nyalakanlah harapan kami yang gelap ini akan kehadiran Putera-Mu yang menjadi penerang bagi hidup kami. Bagaikan nyala lilin yang semakin terang, demikianlah kami mohon agar hidup kami semakin diterangi oleh kehadiran Kristus. Semoga kami semua mampu menjadi pribadi-pribadi yang guyub dan semakin erat bersatu dengan Kristus, berbuah dalam kasih, serta bersama masyarakat memperjuangkan hidup yang sejahtera bermartabat demi terwujudnya tanda kehadiran Kerajaan Allah. Demi Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami, sepanjang segala masa. 

U: Amin

Refleksi Panggilan Kekatolikan  

1.Menengok kembali pengalaman diri “Mengapa kita menjadi Katolik”

Silahkan siapkan hati dan waktu sejenak untuk merenungan beberapa pertanyaan diri sebagai berikut:

a.Mengapa menjadi Katolik begitu penting bagi kita?

Menjadi Katolik itu begitu berarti, karena melayani yang kurang beruntung, lemah dan tersingkir. Kita sebagai orang Katolik juga memiliki kedekatan untuk berdoa kepada Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus atau bahkan mengucapkan “Salam Maria” kapan pun merasa perlu. Lalu apa artinya menjadi Katolik? Itu berarti pertama-tama menjadi seorang Kristen sejati. Ini juga berarti menyadari bahwa dibutuhkan waktu untuk bertumbuh dan semakin dewasa, bahkan seumur hidup. Apa yang tercakup dalam pertumbuhan itu? Tentunya penghayatan sakramental, pendalaman terhadap Kitab Suci dan tradisi. Menjadi Katolik senantiasa terhubung dengan semua orang yang telah dan menjadi bagian dari paguyuban iman, ditambah panggilan untuk membuat komitmen dasar yaitu menjadi bagian dari keprihatinan dunia.

b.Mengapa Gereja Katolik berarti bagi kita?

Gereja Katolik mengajarkan bahwa Gereja adalah “satu, suci dan apostolik”, “Gereja merupakan sakramen keselamatan universal untuk semua umat manusia.” Gereja mengajarkan bahwa pendirinya adalah Yesus Kristus.

c.Apa yang membuat kita dikatakan menjadi orang Katolik yang baik?

Menjadi seorang Katolik yang baik, tidak hanya berhubungan dengan nyanyian liturgi dan seputar altar saja. Sebaliknya, kita adalah seorang Katolik yang baik, jika kita berpartisipasi dalam tradisi Gereja yang hidup dengan mengikuti panggilan Yesus Kristus.

Menjadi seorang Katolik berarti merasakan kehadiran Tuhan secara sakramental. Lambat laun kita mulai memahami bahwa ada lebih dari sekedar kehidupan yang terlihat atau terdengar. Lambat laun kita menyadari bahwa Tuhan hadir bagi kita dan menyentuh kita, misalnya, melalui keindahan matahari terbenam atau perhatian dan kepedulian kasih, kegembiraan dalam cinta dan keinginan kita untuk memberikan diri kita sendiri kepada orang lain.

d.Apa artinya jika kita itu Katolik?

Percaya dan mengakui ajaran Gereja Katolik tentang Iman dan Moral juga berpartisipasi dalam Persekutuan Gereja dengan menghidupi kehidupan sakramental. Namun sebagai orang Katolik, kedekatan kita kepada Tuhan adalah melalui komunitas dan dengan orang lain. Sakramen biasanya dirayakan dengan bertatap muka bersama orang lain, dan dengan demikian mengingatkan kita secara kasat mata bahwa di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama Yesus, Yesus hadir untuk menguduskan, meneguhkan, menyembuhkan, mengampuni dan memberkati. Dimensi komunal dari sakramental itu, tentu membuat lebih mudah memahami mengapa orang Katolik melihat sebagai bagian integral dari mengikuti Yesus untuk terlibat bagi orang lain. Kita tidak diselamatkan dari dunia ini untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Dengan kata lain, kita memasuki dunia untuk mengubahnya daripada melarikan diri dari itu semua. 

e.Mengapa iman Katolik penting bagi kita?

Keyakinan iman bukan hanya gagasan yang dipegang sebagian orang di masa-masa sulit. Iman adalah apa yang membantu kita melewatinya, menerangi jalan di saat muram, membantu memberi kita kekuatan di saat lemah. Tanpa iman, kita bukan apa-apa.

Jika sebagai orang Katolik kita menerima Yesus, maka kita menemukan bahwa kita dipanggil dengan semua orang Kristen lainnya dan orang-orang yang berkehendak baik untuk hidup sederhana, untuk menjalani hidup tanpa kekerasan, untuk mengakui dosa-dosa kita, untuk memecahkan roti bersama, untuk merawat yang miskin dan tidak berdaya, untuk bekerja demi keadilan. Kita melakukan semua ini bahkan dengan risiko hidup kita. Itulah iman Katolik.

Disarikan dari What Does it Mean to be Catholic, Jim Heft, S.M.

2. Refleksi Pribadi

Bacaan Kitab Suci

1.Membaca Yohanes 15:7-15

         Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku. Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

2.Pendalaman

Renungan Kitab Suci

Ada beberapa point-point reflektif untuk memperkaya/melengkapi .

  • Seperti apa yang sudah dipaparkan sebelumnya bahwa tanaman anggur adalah simbol penting dalam Kitab Suci. Dalam kitab suci Perjanjian Lama, Bangsa Israel dianggap satu-satunya yang digambarkan Yesaya sebagai “pohon anggur yang paling dipilih.” Israel dipilih oleh Tuhan untuk menjadi pohon anggur yang berbuah, dan mereka diharapkan menghasilkan buah yang baik untuk kemuliaan-Nya. Namun Israel mengingkari sehingga menghasilkan anggur liar yang harus diinjak-injak dan dibuang.
  • Yesus Kristus merupakan pancaran kemuliaan Allah dan diidentifikasi sebagai Pokok Anggur yang sejati. Hidup Kristus menjadi pemenuhan yang sempurna dari bayangan Perjanjian Lama, di mana Allah Bapa terus merawat Pokok Anggur yang benar, untuk menghasilkan buah kebenaran melalui Dia.
  • Ketika kita tinggal di dalam Pokok Anggur yang benar, Yesus akan tinggal di dalam diri kita. Hal itu seperti dua sisi mata uang yang sama. Ketika kita berserah diri sungguh-sungguh kepada Allah dan mengizinkan Yesus untuk hadir dalam hati kita, tentu akan memampukan kita hidup sebagaimana Dia melakukan kehendak Bapa dan menghasilkan banyak buah.
  • Kesatuan antara pokok anggur dengan rantingnya, atau antara Kristus dengan umat-Nya, adalah kesatuan yang diwarnai oleh kasih. Kasih macam apakah yang perlu kita miliki? Tak lain adalah kasih yang serupa dengan dengan kasih Bapa kepada Kristus. Tinggal di dalam Kristus, adalah tinggal di dalam firman-Nya dan tinggal di dalam kasih-Nya. Hal itulah yang menjadi tiga ungkapan yang saling melengkapi. Tinggal di dalam kasih Kristus tentu akan membawa kepenuhan sukacita.
  • Kita semua diutus untuk menghasilkan buah, yaitu kehidupan iman dan kasih yang membawa keselamatan manusia dan kemuliaan Allah. Orientasi dari panggilan dan perutusan kita adalah keluar, bukan demi diri kita sendiri. Yesus kemudian mengulangi lagi perintah-Nya: “Kasihilah seorang akan yang lain”. Itulah syaratnya agar kita dapat berbuah banyak dan dapat melaksanakan perutusan dengan baik.

Penutup

Silahkan membuat niat dan aksi-aksi nyata yang bisa dilaksanakan secara konkret!

1.Pengendapan

Silahkan melakukan pengendapan dengan hening sejenak dalam batin selama kurang lebih 5-10 menit.

Ajakan untuk meresapkan secara batin pribadi:

Hal sederhana dan konkret apa yang dapat Anda lakukan untuk mampu berbuah dalam kasih dalam keluarga dan masyarakat?

Ajakan untuk berdoa:

Berdoalah agar Allah membantu kita dalam masa Adven ini, bersiap dan berjaga dalam iman. Kita harus siap menjadi Gereja yang senantiasa bersama masyarakat memperjuangkan hidup yang sejahtera dan bermartabat demi terwujudnya peradaban kasih, tanda kehadiran Kerajaan Allah.

Kita satukan dalam doa yang diajarkan Kristus sendiri yakni doa “Bapa Kami”.

2.Doa Penutup

Allah Bapa Mahabaik, terima kasih atas berkat Mu, sehingga kami semakin memahami visi Arah Dasar 2021-2025 bahwa Kristus adalah pusat dari segalanya. Kami bersyukur bahwa di dalam Yesus Kristus kami telah Kaupilih. Keeratan kami dengan Kristus bukan atas dasar pilihan kami, tetapi atas dasar pilihan-Nya sendiri. Untuk itu, kami mohon penyertaanMu agar semakin Engkau mampukan berbuah kasih bagi sesama. Doa ini kami panjatkan, dalam Tuhan kami Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami, sekarang dan sepanjang segala masa. Amin.

3.Nyanyian Penutup

Pendalaman dapat ditutup dengan lagu-lagu yang memberikan semangat untuk semakin berbuah Kasih.

ADVENT I GABRIEL

PAGUYUBAN YANG SIAP BERBUAH

Tujuan

Umat semakin sadar menjadi bagian dari pelaksanaan Arah Dasar 2021-2025 sehingga selalu mengusahakan agar Arah Dasar KAS menjadi jiwa penggerak seluruh paguyuban yang siap berbuah.

Pengantar Pertemuan

Arah Dasar KAS (ARDAS KAS) tahun 2016-2020 sebagai ARDAS KAS VII akan segera berakhir. Walaupun dunia masih didera oleh pandemi Covid-19, namun kita semua tetap bersemangat sebagai bentara-bentara peradaban kasih. ARDAS KAS selama ini sudah menjadi arah dan tuntunan seluruh Umat Allah KAS dalam berpastoral. Tahun 2020 ini merupakan tahun penghujung dari perjalanan ARDAS VII dan di awal tahun 2021 nanti kita akan melanjutkan dengan ARDAS VIII untuk periode 2021-2025.

Pendalaman Adven pertama ini menekankan dua hal yaitu menengok ke belakang namun juga sekaligus menantikan atau menyongsong arah baru yang siap dijalani. Masa Adven bagi kita juga menjadi momentum mempersiapkan langkah baru pastoral tahun selanjutnya. Karena itu, pada pendalaman ini kita diajak melihat sekilas gerak pastoral Arah Dasar VII sekaligus tetap membangun semangat “panggilan dan perutusan” melaksanakan ARDAS KAS VIII. Hal itu diusahakan agar kita mampu menjalankan Arah Dasar KAS menjadi jiwa penggerak seluruh paguyuban. Pendalaman ini juga kita tempatkan dalam semangat menantikan atau menyongsong Kedatangan Sang Juru Selamat dalam peristiwa Natal.

Maka, pada pendalaman Adven pertama ini, kita diajak membaca dan mendalami Arah Dasar KAS 2021-2025 sambil melihat sejenak apa yang sudah diraih selama Arah Dasar sebelumnya. Pertemuan ini menjadi saatnya kita berjaga-jaga dan senantiasa siap sedia berkembang serta berbuah nyata dalam hidup beriman kita.

Langkah Proses Pertemuan

Pembuka

1. Nyanyian Pembuka

     Pertemuan dapat dibuka dengan lagu-lagu yang memberikan nuansa harapan.

2. Doa Pembuka

     Doa ini hanya salah satu alternatif yang dapat disesuaikan dengan situasi yang terjadi.

     Allah Bapa Mahakasih kami bersyukur ke hadirat-Mu karena melalui masa penantian ini, Engkau menjanjikan Juru Selamat Yesus Kristus       Putra-Mu. Kami juga bersyukur atas gerak pastoral baru untuk tahun 2021-2025 yang akan segera kami jalani. Semoga di tengah                 pandemi ini, kami tetap bersemangat agar kami mampu menyongsong gerak pastoral baru tersebut dengan sukacita sehingga semakin       menjadi paguyuban yang berbuah kasih. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami, yang bersatu bersama Dikau dan Roh Kudus,                  sepanjang segala masa. Amin.

3. Penyalaan lilin Korona

Setelah doa pembuka, dilanjutkan dengan penyalaan Lilin Korona Adven yang pertama.

P:    Tuhan, terangilah umat-Mu dengan cahaya kasih-Mu.

U:   Agar kami semua dapat menjadi cahaya bagi sesama.

P:    Ya Bapa, berbelaskasihlah kepada kami, para hamba-Mu yang merindukan Putera-Mu, cahaya kehidupan sejati. Nyalakanlah harapan kami yang gelap ini akan kehadiran Putera-Mu yang menjadi penerang bagi hidup kami. Bagaikan nyala lilin yang semakin terang, demikianlah kami mohon agar hidup kami semakin diterangi oleh kehadiran Kristus. Semoga kami semua mampu menjadi pribadi-pribadi yang guyub dan semakin erat bersatu dengan Kristus, berbuah dalam kasih, serta bersama masyarakat memperjuangkan hidup yang sejahtera dan bermartabat demi terwujudnya kehadiran Kerajaan Allah. Demi Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami, sepanjang segala masa.

U: Amin

Belajar dan mencermati hasil survey

1. Menengok kembali Pengalaman

Pendalaman dapat diawali dengan belajar dari survey data daya guyub dan daya ubah lingkungan pada saat Adven 2019 yang lalu .

Berdasarkan survey sederhana mengenai “daya keguyuban lingkungan” pada tahun 2019 di seluruh KAS. Survey ini dilakukan kepada 1.494 responden terdiri dari: 34,3% tinggal di wilayah pedesaan, 46, 7% tinggal di wilayah kampung perkotaan dan 19% di wilayah perumahan didapat data sebagai berikut:

Berdasarkan survey sederhana mengenai “daya ubah lingkungan” pada tahun 2019 di seluruh KAS. Survey ini dilakukan kepada 2,138 responden terdiri dari: 36,3% tinggal di wilayah pedesaan, 42, 9% tinggal di wilayah kampung perkotaan dan 20,8% di wilayah perumahan didapat data sebagai berikut:

Berdasarkan survey sederhana mengenai “daya guyub” dan “daya ubah lingkungan” tersebut terlihat bahwa lingkungan masih kurang dalam upaya pemberdayaan baik lingkup lingkungan sendiri maupun masyarakat sekitar. Lingkungan pun terlihat masih kurang dalam perhatian pada bantuan material masyarakat sekitarnya serta perhatian pada pendidikan iman. Hal itu terlihat dari angka yang hampir mendekati separuh pada kesan biasa saja.

2. Pendalaman

Melangkah ke depan

1. Pendalaman didukung dengan membaca rumusan Arah Dasar 2021-2025.

Umat Allah Keuskupan Agung Semarang sebagai persekutuan paguyuban-paguyuban murid Kristus, dalam bimbingan Roh Kudus, bertekad semakin erat bersatu dengan Kristus (Yoh 15:1-8), berbuah dalam kasih (Yoh 15:9-17), dan bersama masyarakat memperjuangkan hidup yang sejahtera dan bermartabat demi terwujudnya peradaban kasih, tanda kehadiran Kerajaan Allah.

Saat ini masyarakat Indonesia terus berjuang mewujudkan tatanan baru kehidupan dalam pelbagai bidang, terutama untuk mengusahakan kesejahteraan yang berkeadilan, demokrasi yang partisipatif dan relasi sosial yang bermartabat. Dalam kesatuan dengan gerak masyarakat tersebut, umat Allah KAS secara khusus juga terus berjuang meningkatkan dan mempertanggungjawabkan pengetahuan, penghayatan, pengungkapan, perwujudan, serta kesaksian iman agar semakin beriman cerdas, tangguh, misioner, dan dialogis

Untuk mewujudkan cita-cita di atas, Umat Allah KAS melakukan pendidikan dan pengajaran iman, perayaan iman, pengembangan cara hidup katolik, penguatan semangat kerasulan umat dan lembaga-lembaga pelayanan Gereja. Juga dioptimalkan keterlibatan, kerjasama, dan sinergi hirarki, kaum religius dan awam dengan semua pihak di pelbagai bidang untuk pembangunan keutuhan bangsa, pemberdayaan kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel serta pelestarian keutuhan ciptaan. Upaya tersebut didukung profesionalitas para pelayan pastoral dan tata kelola kelembagaan yang transparan-akuntabel dengan pemanfaatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Umat Allah Keuskupan Agung Semarang dengan tulus, setia, dan rendah hati bertekad bulat melaksanakan upaya tersebut, serta mempercayakan diri pada penyelenggaraan ilahi seturut teladan Maria, hamba Allah dan Bunda Gereja. Allah yang memulai pekerjaan baik di antara kita akan menyelesaikannya (bdk. Flp 1:6)

2. Pendalaman

Refleksi

Untuk memperkaya dan meneguhkan pendalaman, ada renungan bacaan masa Adven Pertama.

1.Injil Markus 13: 33-37

“Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba. Dan halnya sama seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing dengan tugasnya, dan memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga. Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur. Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah! ” 

2. Renungan dan Simpul

Ada beberapa poin-poin reflektif untuk memperkaya/melengkapi .

  • Bacaan Injil Markus 13:33-37 merupakan bacaan minggu Adven Pertama yang mengajak pada kesiapan kita hidup berbakti dan berguna untuk sesama. Maka bacaan tsb. bukanlah sekedar masa kita menantikan akhir zaman melainkan juga mengajak kita mempersiapkan diri untuk mengembangkan tindakan iman.
  • Injil Markus 13:33-37 memang memuat nasihat untuk berjaga-jaga, tetapi hal itu tidak sekedar sebagai penantian akhir zaman semata-mata. Jika kita lihat secara seksama, kata “berjaga-jaga” juga menyangkut nilai mempersiapkan diri untuk langkah selanjutnya. Makna perumpamaan kisah itu bagi kita adalah sebagai bentuk manajemen diri maupun paguyuban untuk mempersiapkan dalam segala hal baru yang akan dihadapi selanjutnya.
  • Demikian pula halnya dalam hidup rohani dan menggereja kita selama ini. Kita tidak dapat menjaga harapan dan iman kita jika tidak berjaga. Oleh karena itu, ilustrasi tentang berjaga-jaga sebenarnya dapat diartikan tentang “tanggung jawab” iman, saat kita harus terus siap berkarya dan berbuah.
  • Uskup Hilary dari Poiters, seorang Bapa Gereja pernah mengatakan, tentang makna “berjaga-jaga” di masa Adven dengan menarik, “Ketidaktahuan kita tentang hari datangnya Kristus membuat kita senantiasa berhati-berjaga dan selalu menantikan kedatangan-Nya.” Masa Adven adalah menantikan Yesus yang datang setiap saat. Hal itulah yang terus memotivasi kita untuk mengejar kekudusan, dengan senantiasa mencintai Tuhan dan sesama. Kita tentunya tidak ingin Tuhan membuat kita lengah. Sebaliknya, kita ingin didapati bekerja dengan rajin, sehingga Tuhan tidak memiliki alasan untuk merasa malu terhadap umat-Nya.
  • Masa Adven digunakan untuk mempersiapkan segala macam hal baik duniawi maupun rohani. Apa yang seharusnya kita lakukan adalah memperbaiki diri kita, membersihkan diri kita dari segala dosa, serta mempersiapkan diri ketika Tuhan datang. Seperti halnya kita menantikan seseorang terkasih yang pulang dari perantauan jauh, untuk senantiasa bersiap menyambutnya. Kita pun juga pasti berjaga mempersiapkan ruang tempat tidurnya, membersihkan rumah agar ketika orang terkasih itu datang, ia mendapat tempat yang nyaman. Begitu pula bila Tuhan hadir di hati kita, kita pun perlu bersiap diri.
  • Demikian halnya dalam Masa Adven ini, kita harus sadar sebagai umat KAS yang dipanggil dan diutus menjadi bagian dari pelaksana Arah Dasar 2021-2025. Untuk itu, kita hendaknya selalu mengusahakan agar Arah Dasar KAS menjadi jiwa penggerak seluruh paguyuban yang siap untuk berbuah.

Renungan dan Penutup

Silahkan membuat niat dan aksi-aksi nyata yang bisa dilaksanakan secara konkret!

1.Pengendapan

Silahkan melakukan pengendapan dengan hening sejenak dalam batin selama kurang lebih 5-10 menit.

Ajakan untuk meresapkan secara batin pribadi:

“Kita dipanggil dan diutus menjadi bagian dari pelaksana Arah Dasar 2021-2025. Arah Dasar KAS itu menjadi jiwa penggerak seluruh umat. Siapkah kita menjadi pelaksana ARDAS?”

Ajakan untuk berdoa:

Berdoalah agar Allah membantu kita dalam masa Adven ini, bersiap dan berjaga dalam iman. Kita harus siap menjadi Gereja yang senantiasa bersama masyarakat memperjuangkan hidup yang sejahtera dan bermartabat demi terwujudnya peradaban kasih, sebagai tanda kehadiran Kerajaan Allah.

Kita satukan dalam doa yang diajarkan Kristus sendiri yakni doa “Bapa Kami”.

2.Doa Penutup

Allah Mahakasih, kami bersyukur karena hari ini Engkau telah membawa kami menyambut Arah Dasar KAS yang baru. Semoga kami senantiasa bersiap dan mampu membangun Gereja yang bersama masyarakat memperjuangkan hidup sejahtera dan bermartabat demi terwujudnya peradaban kasih, tanda kehadiran Kerajaan-Mu. Doa ini kami panjatkan, dalam nama Tuhan kami Yesus Kristus, Putra-Mu, sekarang dan sepanjang segala masa. Amin.

3.Nyanyian Penutup

Pendalaman dapat ditutup dengan lagu-lagu yang memberikan semangat senantiasa bersama masyarakat memperjuangkan hidup yang sejahtera dan bermartabat.

ISILAH SESUAI YANG DIMINTA

Kantor